Monday, May 28, 2007

andaI boleH

sore nan sepi, tadi
tengadah aku ke langit
awan hitam payungi bumi
menghapus jejak bintang yang kemarin masih bisa aku lihat nun di atas sana

tiada apa2 di sore tadi
awan hitam pekatkan pesona temaram senja
kawanan kelelawar yang biasanya menari di udara, memilih berdiam
jalanan yang biasanya hiruk pikuk lengang pula

sore tadi
berbisik hatiku akan sebuah harapan
andai boleh aku berharap
andai boleh aku berharap akan hadirnya

sore berlalu, dihantarkan hujan lebat
basahi semua bumi
bisikku akan harapan itu masih terngiang
bolehkah aku berharap?
bolehkah aku berharap akan hadirmu?

ketika rindu menjajah

Tuesday, May 22, 2007

puaskaN dirimU

puaskan dirimu kecewakanku
puaskan dirimu lukaiku
puaskan dirimu sakitiku
selagi dadaku masih lapang,
selagi dadaku belum tertaburi kerikil
selagi aku berada di padang maaf

aku rindu satu hari, saat kau buat aku tersenyum!

Friday, May 18, 2007

doA bagimU

bagimu
kubisikkan pinta yang tulus
akan hari baik dan kesehatan memadai
semoga selalu sertai hari-harimu

bagimu
kupanjatkan doa yang suci
tuk keselamatan dunia akhirat
dan umur panjang serta rezeki halal
semoga selalu warnai harimu

dan bagimu pula
selalu kupanjatkan doa yang suci
semoga kau temukan telaga hati
tempatmu labuhkan rindu
tempatmu membasuh hati
tempatmu mereguk cinta

selamat hari jadi buat aa,
semoga segala cita dan cintamu kau gengam jua di tanganmu

Thursday, May 17, 2007

kU ketuK pintumU

kuketuk pintumu, tadinya aku ingin memberi senyum, menanyakan kabar dan mengabarkan rinduku saat pintumu terbuka. namun sampai ketukan yang kedua, pintu itu belum juga terbuka.

aku ingin melakukan ketukan yang ketiga, ketika tiba-tiba rasa 'enggan' batalkan gerakan tanganku. kalo memang kaupun rindu, pastilah pada ketukan pertamaku tadi kau buka pintu. atau adakah dirimu sibuk?

kutepis semua prasangka, dan juga tanya tentang 'siapa di balik pintumu' hinggu kau tidak membukanya? aku menanti disini saja, menanti pintumu terbuka. aku tidak akan mengetuk lagi

Wednesday, May 16, 2007

ayahkU seoranG petanI


ayahku seorang petani
ketika usai sujud subuh, sarapan ala kadarnya hasil bikinan ibu di lahapnya.
kemudian dia berangkat ke sawah.
membajak, menanam, menyiangi.
ayahku yang petani itu menghabiskan waktunya disawah
dia bangun lebih pagi dari kokok ayam
dia berangkat lebih cepat dari pada terbitnya matahari
bergumul dengan lumpur bermandikan terik matahari

ayahku yang petani itu
suka ria hatinya menyambut musim penghujan seperti sekarang
karena hujan menandakan musim tanam tiba
dan saat itulah
dia tanam semua yang dia punya
dengan harapan, tanamannya dapat tumbuh subur, berbuah dengan lebat
dia berharap dapat memanen apa yang di tanamnya
untuk aku
untuk adikku
untuk kakakku
untuk ibuku

ayahku seorang petani
wangi jerami kering yang terbakar mengingatkan aku akan dirinya
aroma lumpur sawah saat musim tanam mengingatkan aku padanya
terik matahari yang garang ingatkan aku akan kulit legamnya
ayahku yang petani itu
kadang merenung di dangau ketika melepas lelah
mungkin memikirkan harga pupuk yang menjulang
atau harga gabah yang terus merosot
ayahku yang petani itu hanya bisa mengisap rokok lintingannya
di dangau ketika melepas lelah,

peninG (dalaMPenantian)

pening
penantian ini buat aku pening
berkali aku menengok ke pintu yang kubiarkan terbuka
berharap ada yang mengucap salam
dua jam berlalu
tiada siapa-siapa disana
hanya angin yang berhembus masuk

hanya angin yang berhembus masuk
tapi sang angin, masuk, terus berlalu
tidak ada kabar yang di bawanya

pening, dalam penantianku

Thursday, May 10, 2007

janJi haTi (cheper 4)

iya kalo ana datang, insya allah kita kumpul-kumpul di cheper 4. kita jogging bareng seperti dulu. kita ngobrol bareng di cheper.

dulu aku berniat kembali melakukan hal itu bersama-sama sepupuku di watampone. berkumpul bersama di cheper 4, tempat kami sering mangkal, saat kami ada waktu luang. tempat kami bertemu jika pengen melakukan sesuatu atau pergi ke suatu tempat. boleh dikata cheper 4 adalah base kami.
ternyata sampai saat terakhir ana di watampone, kami tidak pernah bisa ke cheper 4. kami tidak pernah bisa menyesuaikan waktu senggang. aku sibuk, ema sibuk, ani sibuk, lela jauh, cacca jauh, da' ntah dimana, yang kutau dia di riau, kadri lagi tugas tmd, anto ga tau dimana. yang lainnya sibuk juga.

ketika keberadaan ana tersisa dalam hitungan jam, aku hanya bisa menyesal tidak bisa melaksanakan janji hati itu. entah harus menunggu berapa tahun lagi tuk berkumpul bersama di cheper 4.
kenyataannya kini, kami makin tercerai berai. watampone hanya menjadi kota kenangan. disana tersisa ani dan ema yang kebetulan kerja di watampone. sementara kami (yang lainnya) jauh.

hanya doa dan pengharapan yang mampu aku bisikkan kepadaNya semoga kelak, ada hari indah lagi bagi kami bersepupu tuk berkumpul, bertemu tertawa bersama di cheper 4

cheper 4 tak lebih dari sebuah simpang jalan. cheper singkatan dari ceddena persimpangan, (bahasa bugis*) artinya dekat persimpangan karena disitu jalanan bersimpang 4, maka disingkat cheper 4.

SEPATU BOOTS DI LAHAN KOSONG